Dengan mencukur, mengerik, mencabut bulu dengan lilin panas atau pinset,wanita sejak zaman dahulu berusaha membuat kulit mereka mulus dan tanpa bulu seperti marmer yang dipoles. Sebagian besar pria ikut merasakan apa yang diderita wanita, tiap hari dagu mereka terluka akibat bilah batu atau perunggu.
Para penari pada masa Cina kuno, yang sangat menginginkan kulit mulus, mengilangkan bulu menggunakan rhusma-batu
kapur bakar yang dicampur dengan arsenik beracun. Generasi-generasi
sesudahnya memakai cara yang lebih aman dengan batu apung yang
menyakitkan atau pinset.
Batu cukur
batu apung yang digunakan sebagai batu cukur |
Cara Gula
Gula untuk menyingkirkan bulu pertama kali digunakan pada masa Mesir
kuno dan masih populer sampai sekarang. Cairan lengket dari gula, jus
lemon, dan air ditekankan pada kulit, lalu ditarik-mencabut bulu sampai
ke akarnya.
Pinset Romawi
Kunjungan ke tempat mandi umum merupakan pengalaman menyakitkan bagi pria dan wanita kaya Romawi. Mereka menjerit saat para budak mencabut bulu ketiak mereka dengan alat seperti pinset.
Mulus dan suci
Orang Mesir kuno menganggap bulu tidak higienis. Pria mencukur wajah, dan pria serta wanita menggunduli kepala lalu memakai wig. Para pendetalah yang paling botak: untuk menyucikan diri sebelum masuk kuil, mereka mencukur habis rambut di kepala dan semua bulu tubuh, termasuk alis!Setajam pisau bedah
Lukisan-lukisan gua menunjukkan pria Zaman Batu yang tak berjanggut: pisau batu yang mereka pakai untuk bercukur sama tajamnya dengan silet modern. Ketika manusia mengetahui cara membuat peralataan dari logam, silet perunggu seperti ini menggantikan pisau batu, namun tidak sama tajamnya.
Cukur Minggu
Sebelum :"silet cukur" diciptakan pada 1762, pria bercukur dengan pisau tajam dan lurus. Pisau ini disebut "cut-throat" sebab, jika digunakan dengan tidak hati-hati, pisau ini dapat menggorok leher. Banyak lelaki memilih bercukur pada tukang cukur daripada mengambil resiko melukai diri sendiri, seperti yang ditunjukan pada gambar berikut.
No comments:
Post a Comment